Khamis, 27 Disember 2012

Hati Seorang Isteri Last Episode


Sambungan Part III
Gambar Sekadar Hiasan
Lagi seminggu Hanan akan melahirkan bayi yang ketiga.  Kalau muzakkar,  namanya Umar.  Kalau muannas,  pastinya Siti Muthiah.  Muhammad tidak sabar menanti saat itu.  Saat lahirnya marjan, sebagai tanda kasih berpanjangan.  Hanan terlalu banyak berkorban.  Begitu teguh di belakangnya. Tika dia turun berjuang.  Kasihan Muhammad melihat Hanan.  Lain pula dia kali ini.  Benar-benar tidak bermaya.  Mukanya pucat.  Langkahnya longlai.  Mujur senyuman itu menghilangkan kecatatan yang ada.

" Abang...  Takut rasanya kali ini."
" Kenapa?  Kan abang ada."
" Entah bang.  Melahirkan ni umpama nyawa di hujung tanduk."
" InsyaAllah, segalanya akan selamat."
" Abang..."
" Ya."
" Kalau ada apa-apa yang berlaku pada ayang..."
" Tak akan ada apa-apa yang berlaku."
" Kalau-kalau..."
" Semua akan selamat,"   pintas Muhammad.
" Kalau-kalaulah...  Abang nikahilah Nona sebagai pengganti ayang."

Inilah wanita....
Sekali tergores, sekali terusik, payah nak sembuh...
Prasangka tidak pernah luput...
Muhammad mengerti...
Prasangka itu tandanya sayang...
Tapi,  usahlah begitu.  Benarlah kata seorang motivator.  Wanita itu mudah tersentuh.  Sensitif benar hatinya.  Emosinya tidak dapat dibendung.  Sentiasa mengikutinya.  Menjadi pengawal peribadi yang setia.  Hanan juga tidak terkecuali.  
"Percayalah Hanan.  Cinta abang untuk Hanan seorang."

" Encik Muhammad...  Nampaknya pihak kami hanya punya satu jalan.  Sama ada ingin menyelamatkan si bayi, atau si ibu."
" Selamatkan keduanya,"  Muhammad seolah memberi arahan.

Muhammad memegang erat isterinya.  Muka Hanan pucat lesi.  Diusapnya rambut hitam Hanan.  Diciumnya pipi itu.  Muhammad ingin menangis tetapi tidak sanggup membiarkan air matanya gugur ke bumi.  Bukan kerana ego.  Hanan sendiri tidak menangis.  Masakan dia boleh menangis?  Darah begitu banyak tetapi tangisan bayi masih belum kedengaran.  Hanan sedaya upaya melawan sakitnya.  Yang penting,  anak Muhammad itu lahir ke dunia.  Nyawanya nombor dua.  Nafasnya kian sesak. Tiba-tiba...   Kedengaran bayi mendendangkan lagunya.  Makin lama, makin rancak bunyinya. Serentak dengan itu, Hanan menghembuskan nafasnya yang terakhir.

The End...

"TIDAK ADA YANG LEBIH MANIS DALAM KEHIDUPAN INI MELAINKAN APABILA KITA BERJAYA MEMPEROLEH KEMANISAN IMAN DAN MENGECAP CINTA ILAHI"

~Nor Azura~

Tiada ulasan:

Catat Ulasan